Yulia Fitriani

  Halo ... tinggal menghitung hari lagi sudah memasuki tahun baru. Seperti biasanya menulis untuk penghujung tahun ini.. ada rasa bersalah dan bingung dengan keadaan yang sudah terjadi selama 1 tahun ini. Entah bersalah karena kebahagiaan atau bersalah tentang kesedihan. Tahun 2020 ini serasa berbeda sekali dengan hal-hal lainnya, tahun yang sudah direncanakan dengan sebaik mungkin tapi tiba-tiba langsung buyar semua. 2020 ini tahun yang cukup berat dengan segala ceritanya. ada yang separuh dari jiwanya hilang dan pergi untuk selamanya ada juga yang akan memulai hidup baru dengan penambahan personel untuk melengkapi jiwa dan raganya. Tahun 2020 berjalan dengan mengejutkan banyak orang, banyak cerita duka, namun banyak juga cerita bahagia di tahun 2020 ini. Untuk jiwa-jiwa yang merasa dirinya kurang utuh ditahun ini semoga lekas pulih dan bisa menyapa dunia ini kembali dengan tawa dan cerita yang biasanya kamu ceritakan untuk kisah hidupmu. Untuk jiwa yang utuh dan merasa sega...

  Halo aku kembali lagi, dengan keadan yang sedang tidak   baik-baik saja. Apa yang terjadi saat ini sungguh sangat tidak bisa dimengerti. Segalanya mengalir begitu juga, begitu juga dengan hari-hariku. Setiap hari kejadian tak terduga selalu datang tanpa aba-aba. Jiwaku yang kurang siap menerima hasilnya membuat petaka. Aku disini kembali, untuk menyapa takdirku selanjutnya. Menerka-nerka takdir apa yang akan aku terima nantinya. Aku datang dengan kesunyian, kesendirian namun tidak dengan tangisan. Aku sudah cukup terbiasa dengan keadaanku. Oh hai, aku hanya sekedar mau menyapa, sejauh mana dan akan sesiap apa aku nantinya. Takdirku yang mana yang akan aku terima setelah ini. Hari dan waktu berganti sesuai dengan porsinya, harapan untuk takdir masih sama dengan doa yang diminta dari tahun-tahun sebelumnya. Semoga kebahagiaan datang lebih banyak pada setiap takdir yang akan datang dihidupku. Saat in aku hanya ingin sekedar menyapa saja, harusnya akan cerita s...

Perjalanan saya menuju tahun ini sangat amat tidak mudah.  Saya menolak untuk menyerah, hanya menghindar dari apa yang membuat saya patah. Menjadi orang baik tidak selamanya membuat hidup baik-baik saja.  Memendam dan bertahan adalah pilihan terbaik untuk bisa melanjutkan segalanya. Bagaimana bisa saya sekuat ini?  Saya benci dengan diri saya sendiri, kenapa tidak ada kuasa untuk sekedar membuat diri saya sedikit lebih pemberani? Melakukannya dengan lurus-lurus saja amat sangat tidak baik bagi diri sendiri. Sudah membuat hati saya patah.  Jiwa remuk tak terkira.  Kemudian apa lagi yang akan dikorbankan ? Saya seperti kehilangan diri saya sendiri untuk membuat semuanya tampak aman.  Membuat diri saya menjadi baik-baik saja. Saya tetap menjadi saya. Dengan ego keras dan sifat ingin memiliki seutuhnya.  Apa yg menjadi seharusnya menjadi hak saya , saya harus mendapatkannya.  Tidak untuk dibagi, tidak untuk orang lain. ...

Ada beberapa hal yang sampai saat ini dilupakan oleh manusia, termasuk tentang waktu. Waktu itu pembunuh, dan akan amat sangat kejam. Seiring dengan perjalanannya ia tak mau untuk kembali dan berhenti. Atas kehendakNya semuanya bisa terjadi. Dari sini banyak sekali hal-hal yang tak terduga tiba-tiba datang dan membuat ingat sesaat kemudian terlupakan lagi. Manusia memang tempatnya pelupa dan dosa. Menjadi manusia, tidak semua orang mampu memanusiakan manusia, tak terkecuali diri kita sendiri, lupa bahwa dirinya punya batasan tersendiri, batasan untuk kuat dan batasan untuk tau kapan harus berhenti dan memilih mengalah untuk mengistirahatkan diri. Hidup kadang sering sekali bercanda, menempatkan cobaan tidak pada waktu yang tepat dan manusia sering mengira ini diluar dari batas kemampuannya. Semua orang percaya bahwa segalanya sudah ditakdirkan dan direncanakan, lantas mengapa takut? Untuk orang yang belum sepenuhnya belum hidup untuk sang penciptaNya sering mencemaskan hal-hal ya...